DILI, www.news-viptv.com – Pemilihan Umum Presiden (PilPres) Timor-Leste pada 19 Maret 2022 akan diikuti tokoh-tokoh ternama Timor-Leste, salah satunya mantan Panglima F-FDTL (Angkatan Bersenjata), Letnan Jendral Lere Anan Timur.
Kepastian jenderal bintang tiga tersebut mencalonkan diri sebagai capres dikatakan langsung oleh Lere Anan Timur, Sabtu (29/1/2022) sore melalui konferensi pers yang digelar di tempat kediaman beliau, Pantai Kelapa, Dili.
“Sahabat veteran dan camarada menasehatkan, usia saya sudah 70 tahun, mengapa tidak mencalonkan diri sebagai presiden. Saya berpikir dan saya menerimanya,” kata Jenderal Lere mengutip pemberitaan hatutan.com
Lere mengatakan bahwa meski tidak mendapat restu dari Xanana Gusmão dan Partai FRETILIN untuk maju sebagai capres, dirinya tetap yakin akan mendapatkan restu dari rakyat Timor-Leste dan akan menjadi capres yang paling berbeda dengan capres lainnya.
Lere Anan Timur, sejak Jumat (28/1/2022) telah resmi pensiun dari F-FDTL dengan jabatan terakhir Panglima F-FDTL berpangkat Letnan Jenderal.
Lere Anan Timur memiliki nama asli Tito Cristovão da Costa, adalah anak hasil buah hati Domingos dos Santos dan Filipa dos Santos. Lahir di iliomar, 2 Februari 1952.
Lere Anan Timur menikah sejak 2001 dalam pernikahan kedua dengan Cidalia Mesqquita Ximenes. Dia memiliki total delapan anak, dua anak oleh dari istri pertamanya, Elsa Pinto, yang meninggal saat melahirkan pada tahun 1981.dan lima anak perempuan dan seorang putra Cidália Mesquita Ximenes
Pada 7 Desember 2006, Lere Anan Timur menerima Ordem da Guerrilha dan selanjutnya pada 19 Mei 2012 juga menerima Ordem de Timor-Leste. Lere juga menerima medali kenegaraan lainnya seperti Medalha Halibur
Lere merupakan salah satu veteran perang dengan jabatan tinggi selama di hutan saat melalukan perang gerilya. Perjuangannya di hutan dimulai dengan menjabat assisten politik FRETILIN (sayap militer kemerdekaan) pada 20 Agustus 1975,
Pada 7 Desember 1975, Lere Anan Timur adalah Wakil Sekretaris FRETILIN di wilayah asalnya Iliomar. Di sini ia mengatur perlawanan dan perlindungan penduduk sipil. Pada 1976, sekretaris Lere Anan Timor dari zona Marebia, termasuk Iliomar. Dengan restrukturisasi FRETILIN 1977, ia menjadi sekretaris Traktor zona, yang terdiri dari Iliomar dan Lospalos ada dan sekretaris RENAL (Reconstrução Nacional).
Tak lama kemudian, penunjukan sebagai delegasi komisariat menyusul. Pada tahun 1978, ia melarikan diri kehancuran perlawanan berdasarkan Matebian dan kemudian dioperasikan keluar dari hutan terutama di Kecamatan Iliomar. Dia dengan cepat bangkit dalam perang melawan penjajah di FALINTIL. Pada tahun 1979, Lere Anan Timur diangkat sebagai komandan militer dan anggota Komite Sentral FRETILIN. Hal ini mendorong komandan operasional Lere 1981 dan sekretaris daerah untuk sektor timur Ponta Leste (sekarang Lautem).
Pada tahun 1981 ia terpilih menjadi anggota Komite Sentral FRETILIN dan Komisaris Politik dan Direktur Politik di wilayah itu. Pada Juli 1983 Lere Anan Timur dipindahkan ke wilayah Haksolok (Ainaro dan Covalima) , di mana ia memegang posisi sebagai komandan daerah.
Pada Maret 1984, Lere Anan Timur terluka dalam pertempuran dan dievakuasi ke Rotuto. Dalam restrukturisasi pada tahun 1985 ia menjadi komandan Wilayah 4 (kotamadya keras), 1987 komandan untuk sektor Centro Leste (Baucau dan Viqqueque), 1993 komandan sektor Ponta Leste dan pada tahun 1997, Wakil Kepala Staf. Untuk mendemobilisasi Lere Anan Timur datang pada bulan Juli 1999 di kamp di Atelari. Tiga saudara kandungnya dibunuh oleh militer Indonesia. Bahkan Elsa Pinto, istri pertamanya meninggal pada tahun 1981 di hutan, tak lama setelah kelahiran putra keduanya. Ibunya hidup dari tahun 1982 hingga 1983 sebagai pengasingan di Pulau Atauro.
Setelah perang, FALINTIL diubah menjadi Angkatan Bersenjata Timor Leste, kekuatan pertahanan Timor Leste. Pada 1 Februari 2001 Lere adalah kolonel sebagai wakil dari Komandan Taur Matan Ruak dan Kepala Staf.
Pada 28 November 2009, Lere dipromosikan dari Kolonel menjadi Brigadir Jenderal dan Wakil Kepala Staf F-FDTL. Setelah pengunduran diri atasannya (Taur Matan Ruak, red), menerima Lere Anan Timur, dengan pangkat mayor jenderal, pada 6 Oktober 2011, dan resmi menjabat sebagai panglima F-FDTL.