BALI, www.news-viptv.com — Pernah menjadi bagian dari Provinsi ke-27 Indonesia, Timor-Leste yang kini berdiri sebagai negara berdaulat, ikut ambil bagian bersama 42 negara lainnya dalam kompetisi Festival Handai Indonesia (FHI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kembali menegaskan komitmennya untuk mempromosikan Bahasa Indonesia secara internasional melalui berbagai program strategis, termasuk FHI.
“FHI berfungsi sebagai wadah bagi warga negara asing untuk menunjukkan keterampilan dan kreativitas mereka dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Acara puncak FHI 2024, yang diadakan pada tanggal 30 Agustus di Bali, mewakili langkah signifikan dalam memperkuat kehadiran bahasa tersebut di komunitas global,” tulis siaran pers yang diterima redaksi.
“Mengusung tema FHI 2024 “Merayakan Persahabatan”, bagi kami Handai Indonesia mewakili sahabat-sahabat Indonesia yang dipertemukan untuk merayakan tali persahabatan dan diharapkan dapat berperan sebagai agen yang memperkuat dan memperkuat kemitraan Indonesia dengan negaranya. negara asal,” ujar Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Aminudin juga menyoroti tren positif dari meningkatnya antusiasme global terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, yang didorong oleh pengakuan bahasa Indonesia baru-baru ini sebagai bahasa resmi kesepuluh di Majelis Umum UNESCO.
“Kami rutin menerima permintaan dari negara mitra yang ingin memiliki program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Bahasa Lain) di negaranya,” kata Aminudin. Saat ini program BIPA tersedia di 56 negara dengan lebih dari 183 ribu pembelajar aktif.
Selain kemampuan berbahasa, FHI juga menjadi momentum untuk mengapresiasi pihak-pihak yang terlibat secara mendalam dengan peradaban, masyarakat, dan budaya Indonesia melalui kegiatan kompetitif tersebut.
Lebih lanjut, Aminudin menyampaikan, “Pada rangkaian FHI 2024, kita menyaksikan dedikasi yang luar biasa dari para peserta dalam merangkul bahasa Indonesia dan budaya Indonesia. Khususnya, pada tahun ini, pemenang peserta terbaik tidak didominasi oleh negara tertentu melainkan mewakili keberagaman. berbagai negara.” Dalam laporannya, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana mengatakan, FHI 2024 diikuti 102 peserta dari 43 negara.
Tingginya angka partisipasi tersebut tidak lepas dari upaya kolaborasi berbagai pihak, antara lain Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri; Perwakilan RI di luar negeri, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, lembaga Program BIPA, Duta Bahasa, dan pendukung lainnya yang aktif mempromosikan acara tersebut ke seluruh dunia melalui media sosial.
Peserta FHI 2024 harus memenuhi beberapa kriteria: (1) berkewarganegaraan asing, (2) mampu berbahasa Indonesia, (3) mencapai usia dewasa pada bulan Januari 2024 sesuai ketentuan negara masing-masing, (4 ) memiliki alamat email aktif, (5) belum pernah menjadi peserta terbaik tiga besar dan/atau pernah meraih penghargaan Kategori A pada ajang FHI sebelumnya, dan (6) bersedia mengikuti babak final di Bali , Indonesia jika terpilih menjadi finalis.
FHI tahun ini memperkenalkan format kompetisi baru dengan babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan dilakukan secara online dan babak final dilaksanakan secara tatap muka. Tujuh kategori lomba yang dilombakan adalah: pidato, mendongeng, membaca puisi, menyanyi, pantun, pemberitaan, dan menulis surat. Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Deonizio Mazarello Viana Soares, peraih penghargaan peserta terbaik kedua kategori menyanyi asal Timor-Leste, mengungkapkan keikutsertaannya pada FHI 2024 untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dan menyanyi .
“Setelah ini, saya ingin lebih mengenalkan bahasa Indonesia melalui musik saya karena bahasa Indonesia juga cukup banyak digunakan di Timor-Leste,” ujarnya.
Sementara itu, Haruka Aoki, peraih peringkat ketiga kategori membaca puisi dari Jepang, menceritakan bahwa ketertarikannya mempelajari bahasa Indonesia bermula dari pandangannya terhadap Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, dan bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pemersatu.
“Kedepannya saya ingin mendorong teman-teman internasional, khususnya di Jepang, untuk belajar bahasa Indonesia dan mendalami budaya Indonesia,” tutupnya.