DILI, www.news-viptv.com – Presiden Timor-Leste, Jose Ramos-Horta membenarkan tentang kehadiran dirinya sebagai saksi pernikahan pasangan Lesbian antara Bella Galhos (warga negara Timor-Leste) dan Iram Saeed (warga luar negeri) yang menikah secara hukum sipil di Darwin-Australia pada 20 Juli 2024.
“Saya pergi ke Australia untuk mengambil obat dan juga menerima permintaan undangan untuk menjadi saksi pada upacara pernikahan sipil dua saudari (Bella dan Iram). Saya berkata mengapa tidak. Mengenai hubungan mereka, itu sesuai dengan yang mereka ketahui, inginkan, dan pikiran serta perasaan masing-masing,” jelas Presiden Ramos-Horta dalam jumpa persnya, Selasa (22/7/2024), di Palasiu Prezidensial Dili.
Reaksi masyarakat pecah ketika Bella Galhos di akun Facebooknya memposting foto-foto pernikahannya yang disaksikan langsung Presiden Ramos-Horta. Dalam postingannya, Bella Galhos selain mendapat selamat dan dukungan atas keputusannya, juga menjadi bulan-bulan bagi mereka yang menentang pernikahan sesama jenis ini karena melanggar norma agama dan budaya di Timor-Leste.
Peraih nobel perdamaian ini, menjelaskan bahwa pernikahan sipil ini diadakan di Australia (bagi Bella dan Iram) sesuai dengan hukum Australia, dan sebagai bapak bangsa, ia selalu menghadiri permintaan undangan dan sebagai Kepala Negara, ia tidak dapat mendiskriminasi siapa pun dengan pilihan dan hak penuh mereka.
“Saya tidak peduli bagaimana kalian hidup bersama, tapi saya hanya tahu bahwa sebagai Kepala Negara, saya percaya pada konstitusi kita, percaya pada hak asasi manusia dan nilai-nilai Persaudaraan dan kemanusiaan,” tegas kepala negara Timor-Leste ini.
Bahkan, jelas Ramos-Horta, Paus Fransiskus sebagai lider universal agama Katolik telah berbicara banyak kali tentang masalah kehidupan LGBTQI+, bahwa tidak boleh ada diskriminasi, pengucilan, dan pelanggaran terhadap mereka, tetapi mencari kebersamaan, dan jika ada ketidaksetujuan, itu adalah agama dan kepercayaan masing-masing.
“Dalam pidato pelantikan pada Mei 2022, saya adalah satu-satunya Kepala Negara yang langsung menyatakan bahwa saya membela hak-hak komunitas LGBTQI+. Saya tidak setuju dengan diskriminasi dan kekerasan terhadap anggota komunitas LGBTQI+,” kata Kepala Negara.
Dalam Postingan Bella Galhos tetap memberikan terima kasih kepada mereka yang telah mendukung pernihakannya dengan Iram Saeed yang telah hidup bersama selama 14 tahun.
“Bebarapa dari kalian jadi saksi bagi perjuangan cinta dan hipu kami. Setelah 14 tahun, hari ini kami melangkah dengan langkah besar ke depan yang terpenting bagi kehidupan dan keluarga ami,” tulis Bella Galhos.
Sementara itu, tokoh agama Katolik, Pe. Julio Crispim Belo dalam tulisannya berjudul membentuk keluarga vs pernikahan, menanggapi pernikahan sesama jenis Bella Galhos dan Iram Saeed menurutnya sesuatu yang baru bagi Timor-Leste untuk kesetaraan.
Upacara pembentukan keluarga yang di hadiri oleh Ramos-Horta diartikannya bahwa khadiran Ramos-Horta bukan sebagai kepala negara, namun sebagai wakil keluarga ataupun lainnya.
Dikatannya, Keluarga Galhos yang membentuk keluarga, bukan pernikahan sipil, karena melanggar Hukum Perdata RDTL; bukan juga pernikahan Katolik, karena tentunya melanggar Hukum Kanonik Gereja; maupun pernikahan berlaki monogami, karena melanggar tata cara dan adat istiadat budaya orang Timor.
Oleh karena itu, walaupun perkawinan keluarga Gallhos dirayakan secara tunggal dan umum, namun tidak sah menurut Hukum dan Adat Timor, dan tidak dapat didaftarkan dalam surat notaris RDTL (sepanjang pernikahan itu sah menurut Undang-undang, dapat didaftarkan pada notaris RDTL).
“Dengan demikian upacara tersebut, meskipun bersifat umum, hanya sah bagi perempuan dan saksi-saksinya,” kata Romo Julio Crispim Belo.
Australia sejak 2017 telah melegalkan pernikahan sesama jenis di negaranya. Selain Australia, terdapat juga 34 negara lainnya, mulai dari Belanda yang memulai lebih dahulu pada 2001 hingga Yunani yang baru melegalkan pada 2024.
Paus Fransiskus pada Desember 2023 telah mengeluarkan pernyataan memperbolehkan para pastor untuk memberikan pemberkatan kepada pasangan sesama jenis, sebuah kemajuan berarti bagi orang-orang LGBT yang menganut agama Katolik Roma.
Pimpinan Gereja Katolik Roma mengatakan pastor-pastor selayaknya diizinkan untuk memberkati pasangan-pasangan sesama jenis dan “tidak biasa”, di bawah situasi-situasi tertentu.
Namun, Vatikan menyatakan pemberkatan-pemberkatan seharusnya tidak menjadi bagian dari ritual-ritual keagamaan gereja yang biasa atau berkaitan dengan persatuan sipil atau pernikahan.
Mereka menambahkan Vatikan tetap melihat pernikahan sebagai sesuatu di antara laki-laki dan perempuan.
Pada 2021 silam, Paus Fransiskus sendiri mengatakan para pastor tidak bisa memberkati pernikahan-pernikahan sesama jenis, karena Tuhan tidak bisa “memberkati dosa”.