DILI, www.news-viptv.com – Bagi dunia internasional, nama Max Stahl tidaklah asing, karena wartawan asal Inggris ini sempat mengoncang dunia melalui rekaman videonya tentang tragedi berdarah yang terjadi pada 12 November 1991, di tempat pemakaman umum Santa Cruz, Dili, Timor-Leste.
Tindakan brutal militer Indonesia yang menembaki ratusan pemuda yang melakukan protes terhadap Pemerintahan Indonesia atas kasus kematian Sebastiao Gomes Rangel pada 28 Oktober 1991 di luar Gereja Motael saat acara tabur bunga, berkahir dengan kisah berdarah.
Masakre Santa Cruz atau Trajedia 12 Novembru adalah nama yang selalu disebut dalam mengenang peristiwa tidak berperikemanusiaan tersebut. Melalui rekaman video Max Stahl, dunia internasional akhirnya mengecam Indonesia dan peristwa ini membawa sebuah proses nyata dalam penentuan nasib rakyat Timor-Leste untuk merdeka atau berpisah dari Indonesia.
Pukul 04.30 waktu Brisbane (Australia), Max Stahl yang memiliki nama asli Cristopher Wenner menghembuskan nafas terakhir diusianya yang memasuki 67 tahun. Max Stahl selama ini memang tengah menjalani perawatan kesehatannya yang terus memburuk.
Mantan Presiden Timor-Leste, Jose Ramos Horta sebelum Max Stahl meninggal sempat memposting keprihatinannya kepada Max Stahl atas kondisi kesehatannya yang terus memburuk, melalui laman resminya di Facebook.
Peraih Nobel da Paz inilah yang juga memberitakan pertama kali kabar duka meninggalnya Max Stahl dari istrinya Ingrid Bucens.
Kematian Max Stahl tentu sebuah kehilangan besar bagi rakyat Timor-Leste, ucapan belasungkawa pun terus berdatangan dari petinggi Timor-Leste, termasuk Presiden Timor-Leste, Francisco Guterres “Lu-Olo”.
Melalui surat siaran pers kenegaraannya, Lu-Olo sangat sedih menerima kabar duka Max Stahl telah tiada.
“Saya mengucapkan terima kasih atas semua yang telah dilakukan Man of Causes and Values ini untuk negara kita dan untuk Rakyat kita, sebelum dan sesudah pemulihan kemerdekaan kita. Secara pribadi dan sebagai Presiden Republik saya memiliki hak istimewa dan kehormatan untuk berbagi dengan mendiang saya Max Stahl. Percakapan kami dan saat-saat indah yang dihabiskan bersama akan selamanya dalam ingatanku,” kata Presiden Lu-Olo dalam siaran persnya.
“Saya merasa bahwa sebagian orang Timor juga pergi bersama saudara kita ini. Kerinduan yang kita rasakan akan abadi,” kenang Lu-Olo.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Perdana Menteri Taur Matan Ruak atas nama pribadi dan isterinya menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada anggota keluarga Max Stahl, Istrinya, Dra. Ingrid Bucens, dan Putra mereka.
“Kata-kata kecil di saat sakit dan sedih ketika Anda kehilangan seorang Sahabat yang hebat dari Timor Leste. Pikiran dan doa kami bersama anggota keluarga, kolega, dan teman Saudoso Max Stahl untuk tetap kuat dan beriman untuk mengatasi masa sulit ini,” kata PM Taur.
Max Stahl lahir di Inggris, 6 Desember 1954, oleh Timor-Leste diberikan penghargaan tertinggi Ordem Grande Colar atas jasanya dalam proses perjuangan kemerdekaan Timor-Leste melalui videonya tentang pembantaian Santa Cruz.
Pada November 2019, mendapatkan kewarganegaraan espesial dari Presiden Timor-Leste. Dan selama kemerdekaan Timor-Leste, Max Stahl tetap aktif di bidang kewartawanannya dan mendirikan Centro Audio-Visual Max Stahl yang didanai oleh Pemerintah Timor-Leste.